Tuesday 22 November 2016

Drone Aquila Facebook vs Google Loon, Apa Kehebatannya?




JAKARTA - Dalam gelaran Konferensi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Lima, Peru, Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat ditawari soal penyediaan konektivitas jaringan oleh Bos Facebook, Mark Zuckerberg.
Dalam pertemuan tersebut Mark menawarkan solusi konektivitas dengan menggunakan pesawat nirawak drone Aquila. Namun sebelumnya, Indonesia sendiri telah memiliki proyek tersebut yang bekerja sama dengan Google. Dalam menghantarkan jaringan internet, Google menggunakan balon yang dinamai Loon.
Kedua objek terbang sama-sama memiliki misi untuk menghantarkan internet berkecepatan tinggi. Meski begitu, apa saja keunggulan yang dimiliki oleh drone Facebook dan balon Google tersebut?
Berdasarkan pengumuman Mark Zuckerberg, drone Aquila diuji coba Facebook pada Juli 2016. Pesawat nirawak ini terbang dengan menggunakan daya sinar matahari dan memiliki misi untuk mengudara selama beberapa bulan di ketinggian 60.000 kaki.
Bobotnya hanya kurang dari 1.000 pound atau setara dengan piano grand namun dengan rentangan sayap yang lebih lebar dibandingkan dengan pesawat Boeing 737. Agar bisa terbang dengan lancar, Aquila membutuhkan asupan daya sebesar 5.000 watt.
Selain itu drone Facebook juga telah dilengkapi dengan sistem pelacak menggunakan GPS. Karena hanya menggunakan tenaga surya, Facebook merancang drone miliknya agar terbang dengan kecepatan rendah. Hal itu ditujukan agar daya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
Kecepatan yang dapat ditempuh oleh Aquila hanya mencapai 80 km/jam. Sebagai alat pengendali, drone ini pun memiliki alat komunikasi dan alat penyebar data internet dengan jangkauan 11 mil.
Sementara Google Loon, sebagaimana dilansir Business Insider, Selasa (22/11/2016), mampu mengudara sekira 60.000 hingga 90.000 kaki dari permukaan bumi. Hal ini menunjukkan bahwa ketinggian yang dicapai oleh balon ini mampu melebihi dua atau tiga kali ketinggian pesawat komersil.
Sama seperti Facebook, Google juga mengandalkan tenaga surya untuk menerbangkan pemancar internetnya. Selain itu, Loon telah dilengkapi sistem pelacak GPS untuk memantau lokasi keberadaannya.
Di Indonesia Google telah melakukan kerja sama dengan beberapa operator seluler untuk menyukseskan misinya. Namun, dari kabar terakhir, proyek Loon Google harus tertunda mengingat adanya regulasi dan kepeminpinan terbaru di Kementerian Perhubungan.
Google telah melakukan uji coba proyek tersebut di beberapa negara seperti Selandia Baru, Brasil, dan negara bagian California.
(ahl)

No comments:

Post a Comment